Selasa, 06 Februari 2018
Lebih Dekat dengan Dosen ISBD, Anita Wulandari STP., MP. - Spesialis Mengajar MKU, Siap Bergabung dengan Prodi Baru Rekayasa Bisnis Pangan di Kampus Politeknik Surabaya
Lebih Dekat dengan Dosen ISBD, Anita Wulandari STP., MP.
Spesialis Mengajar MKU, Siap Bergabung dengan Prodi
Baru Rekayasa Bisnis Pangan di Kampus Politeknik Surabaya
PADA
Semester
Gasal Tahun Akademik (TA) 2017/2018, Anita Wulandari STP, MP diminta pihak
Akademik untuk mengajar Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) mahasiswa D3 Prodi
Perhotelan Akpar Mahapahit Semester I. Mata Kuliah Umum (MKU) yang bobot
kreditnya hanya dua Satuan Kredit Semester (SKS) itu dilakoni dengan penuh
tanggung jawab, demi meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap perkembangan
sosial dan budaya masyarakat.
Untuk memberikan pemahaman dan secara bertahap mengubah
mind set (paradigma) mahasiswa dalam
menyikapi pesatnya perkembangan sosial dan budaya masyarakat, dirinya bersama Kaprodi
D3 Perhotelan Akpar Majapahit R Paulus W. Soetrisno M.Par dan Kabag Kemahasiswaan
Hardhita Kusdharyanto M.Par., mengadakan kunjungan lapangan ke Museum House of Sampoerna dan Monumen Tugu
Pahlawan pada Senin (27/11/2017).
Dua icon
wisata Kota Surabaya yang namanya dikenal luas oleh masyarakat Surabaya, Jatim
dan Indonesia ada umumnya. Dari dua objek yang dikunjungi itu banyak manfaat
yang bisa dipetik mahasiswa. Misalnya, di House
of Sampoerna, museum peninggalan Lim
Seng Tee alias Hanjaya Mandala Sampoerna, pendiri pabrik rokok kretek
Sampoerna di Jl Taman Sampoerna No. 6 Surabaya ini banyak keteladanan yang
layak diapresiasi mahasiswa.
Penyandang gelar Master Pertanian dari Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya lulusan 2011 silam itu menuturkan, perjuangan
Lim Seng Tee dan istrinya dalam membesarkan
usahanya di era penjajahan Belanda dulu dan bisa eksis sampai sekarang
merupakan contoh bagaimana sebuah perusahaan keluarga dikelola secara profesional
oleh pemdirinya dan tetap bertahan di bawah kendali anak keturunannya.
Fakta ini tidak terbantahkan oleh siapa pun. Jejak-jejak
perjuangan Lim Seng Tee sampai saat
ini bisa dinikmati masyarakat Indonesia karena bangunan pabrik rokok itu oleh Pemkot
Surabaya dimasukkan dalam bangunan cagar budaya yang harus dijaga
kelestariannya. Museum House of Sampoerna
(HoS) kini menjelma menjadi salah satu icon
wisata Kota Pahlawan.
Begitu juga Monumen Tugu Pahlawan yang dibangun atas
prakarsa Presiden RI Ir. Soekarno menjadi tetenger
betapa gigihnya aksi heroik Arek-arek
Suroboyo pada 10 November 1945 silam, dalam mempertahankan kemerdekaan sekaligus
mengusir penjajah Belanda yang ingin kembali dengan mendompleng bala tentara sekutu
pimpinan Inggris.
Bahkan Monumen Tugu Pahlawan itu kini dilengkapi
dengan bangunan Museum 10 November yang dipelopori oleh Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) untuk mengabadikan berbagai pernak pernik perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam Battle
of Surabaya yang fenomenal bahkan mengguncang dunia, karena saat itu
Inggris bersama sekutunya (Amerika Serikat) adalah Pemenang dalam Perang Dunia (PD)
Kedua pada 1945 silam.
Tidak hanya itu, ibu satu anak ini juga antusias
saat diminta mengajar Ilmu Alamiah Dasar (IAD) kepada mahasiswa D3 Prodi
Perhotelan Akpar Majapahit --yang kini duduk di Semester III-- dengan menghelat
acara Factory Visit di IPAL-PT SIER Kawasan
Rungkut Industri Surabaya pada Maret 2017 lalu.
”Kegiatan lapangan mahasiswa D3 Prodi Perhotelan
Akpar Majapahit ketika itu untuk melihat dari dekat bagaimana manajemen pengelolaan limbah industri (termasuk perhotelan) yang dijalankan
dengan baik sesuai peraturan per-UU-an yang berlaku,” ujar dosen dengan hijab
di kepala itu kepada.kru www.culinarynews.info,
di Lantai 2, Graha Tristar Surabaya, Kamis (30/11/2017) siang.
Selain diminta untuk sharing ilmu pada mata kuliah IAD dan ISBD dengan mahasiswa Akpar Majapahit
dan Tristar Institute (di bawah payung Group Tristar), dosen berwajah manis yang
tinggal di Bangkalan (Madura) ini juga diberi tugas oleh pihak Akademik untuk mengajar
mata kuliah Metodologi Penelitian kepada mahasiswa S1 Teknologi Pangan
Trisatar Institute, yang berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian (FP) Unitomo
Surabaya.
Sambil menunggu proses pemindahan house base Nomer Induk Dosen Nasional
(NIDN)-nya dari Kementerian Dikti cq Kopertis Wilayah VII Jatim di Surabaya
selesai, Anita Wulandari siap dipromosikan untuk mengajar di Politeknik
Surabaya Dharma Bakti.
”Pada tahun 2018 mendatang, Politeknik Surabaya akan
membuka program studi baru Rekayasa Bisnis Pangan. Saya pun kembali diminta
untuk ambil bagian dalam memajukan program studi baru yang berkampus di Jl.
Kaliwaron No. 58-60,” kata Anita Wulandari, seraya menambahkan bahwa
Politeknik Surabaya merupakan lembaga pendidikan tinggi ketiga yang sekarang ini dikelola oleh
Tristar Group di bawah Yayasan Dharma Bakti Surabaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar