Jumat, 23 Februari 2018
Aplikasikan Basic Accounting 1 dan Praktiknya di Industri Perhotelan - Mahasiswa Akpar Majapahit Konsentrasi Pastry Belajar Cost Control Bersama General Manager Luminor Hotel
Aplikasikan Basic Accounting 1 dan Praktiknya di Industri
Perhotelan
Mahasiswa Akpar Majapahit Konsentrasi Pastry Belajar Cost
Control Bersama General Manager Luminor Hotel
SETELAH
memperoleh
pembelajaran di kelas dari Dosen Mata Kuliah Basic Accounting 1, Agus Sudarsono M.Par., sekarang giliran 20 mahasiswa
D3 Prodi Perhotelan Akpar Majapahit Konsentrasi Pastry, belajar seputar sisik
melik tentang Cost Control di Luminor
Hotel Jemursari Surabaya, Selasa (23/01/2018) pagi.
Sebelum mengikuti acara inti Cost Cotrol, yang diperesentasikan General Manager Luminor Hotel
Jemursari Surabaya Soesijanto di Meeting
Room Lantai 5, 20 mahasiswa –dibagi dalam dua kelompok-- juga diberi
kesempatan untuk mengikuti agenda tour
hotel yang dipandu Lilis (staf Front
Office) dari Safuan (staf Accounting)
Luminor Hotel Jemursari Surabaya.
Kedatangan
rombongan mahasiswa Akpar Majapahit ke
hotel bintang tiga di bawah manajemen Waringin
Hospitality, pagi itu, di dampingi dua dosen pembimbing yakni R. Paulus W. Soetrisno (Kaprodi D3
Perhotelan) dan Agus Sudarsono M.Par (Dosen Basic
Accounting).
Sementara
itu dalam presentasinya di hadapan mahasiswa D3 Perhotelan Akpar Majapahit
Konsentrasi Pastry seusai acara tour
hotel, kemarin, General Manager
(GM) Luminor Hotel Jemursari Surabaya, Soesijanto menjelaskan gambaran umum
tentang bisnis perhotelan dan sisik melik seputar cost control.
Food & Beverage Cost Control merupakan salah satu bagian dari Accounting Department di
sebuah hotel. Accounting Department ini berperan sebagai partner kerja F&B Department yang mempunyai
tugas utama menyajikan laporan operasional F&B Department yang berasal dari
penggunaan barang-barang persediaan (inventory).
Ruang
lingkup tugas-tugasnya adalah berorientasi pada upaya-upaya pengendalian biaya
untuk setiap material yang digunakan melalui requisition. Aktivitas
pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya dapat diarahkan pada tingkat yang
dikehendaki baik volume maupun standard.
Pengertian
pengendalian biaya di sini adalah pengendalian atas biaya-biaya yang berhubungan dengan pemakaian barang/bahan
terutama pada F&B Department, karena tingkat pemakaian yang cukup tinggi, daya
tahan dan masa pemakaian barang/bahan makan terbatas (spoilage & expire date) serta tingkat harga yang ber-fluctuation.
”Secara
struktural, seksi Cost Control berada
dibawah Financial Controller dan bertanggung jawab kepadanya. Selain itu ada
istilah Cost Behavior. Faktor-faktor
yang menentukan naik turunnya biaya, hal ini penting untuk diketahui sebagai
dasar untuk melihat latar belakang biaya dan untuk menentukan selling price produk,” terang GM Luminor
Hotel Jemursari.
Menetapkan
standard control adalah merupakan langkah awal di dalam pengendalian cost (biaya) dalam pengoperasian Food & Beverage (F&B) di sebuah
Hotel. Standard Control berfungsi
sebagai alat ukur dan acuan atau pedoman di dalam mengelola dan memonitor arus
biaya.
Tujuannya untuk memudahkan
management F&B mencapai sales dan dapat memperkecil risiko biaya
tinggi sehingga tercapai profit
tertentu sesuai budget atau anggaran
yang telah ditetapkan.
Mengingat
mahasiswa yang hadir di sini rata-rata dari D3 Perhotelan Konsentrasi Pastry,
maka ia mencontohkan Food Control System
(FCS). Dalam FCS terdiri atas empat hal yang meliputi Standard Portion Size, Standard
Recipe, Standard Purchase
Specifications dan Standard Yield.
Standard Portion Size
yaitu penetapan banyaknya barang dari setiap makanan yang dijual kepada
pelanggan dengan harga tertentu dan harus ditentukan untuk semua jenis makanan.mulai
appetizer, soup, main course sampai dessert-nya.
Sedangkan Standard
Recipes yaitu rumusan yang sudah ditetapkan
yang mencantumkan resep suatu masakan dengan jumlah komponen dari pemakaian
bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat suatu jenis masakan yang disediakan
di menu secara akurat.
Standard
Recipe Card
Ø Sebelum menentukan harga jual suatu jenis makanan atau
minuman, dibuat rincian harga pokoknya terlebih dahulu. Perhitungan harga pokok
dilakukan dengan mengisi Standard Recipe
Card (SRC). SRC ini harus selalu diperbarui dari waktu ke waktu jika
terdapat perubahan harga atas bahan pokok yang digunakan untuk pembuatan bahan
makanan atau minuman tersebut, sehingga kita dapat menentukan natural selling price (harga jual yang
ideal) dengan adanya perubahan harga pokok tersebut.
Ø Namun sampai batas kenaikan harga pokok tertentu yang
sekiranya tidak significant, SRC ini
belum perlu untuk diperbarui. Karena, pada saat pembuatan yang pertama kalinya
telah diperhitungkan adalah suatu margin
untuk menutup kenaikan harga sampai taraf tertentu, misalnya 1% sampai 5%.
Ø Pemeriksaan mendadak secara periodik setidaknya satu bulan
sekali harus dilakukan oleh seksi cost control bekerja sama dengan Executive Chef & F&B Manager
untuk melihat apakah standard portion dari suatu jenis makanan telah sesuai
dengan recipe yang ada yang diberlakukan. Kelalaian dalam standard portion ini
berakibat pada percentage biaya makanan & minuman yang merupakan tolok ukur
untuk menilai efficiency dari F&B
Department.
Masih
kata Soesijanto, mengingat bisnis perhotelan itu fokus utamanya menjual kamar (room revenue) dan produk makanan minuman
(FB product revenue) sebagai sumber pendapatan,
maka pelayanan terbaik sejak tamu datang untuk check in hingga check out untuk
pulang meninggalkan hotel menjadi komitmen pengelola hotel dan jajaran
karyawannya.
”Tujuannya
agar mereka terkesan dengan keramahtamahan pelayanan segenap kru hotel dari level
GM hingga staf cleaning service. Jika
tamu hotel itu puas oleh layanan kami, maka saya yakin mereka akan datang kembali
untuk menginap di sini, Itu artinya ada pemasukan untuk pihak hotel,” kata
Soesijanto yang telah berkarier di hotel lebih dari 20 tahun tersebut.
Aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi (TI) juga punya andil yang tidak sedikit
dalam memberikan layanan kepada tamu hotel. Fasilitas kamar hotel yang
dilengkapi layanan free Wi-Fi (untuk
internetan) misalnya, juga punya andil dalam mendongkrak tingkat kepuasan pelanggan,
di samping aspek keramahtamahan karyawan hotel itu sendiri saat melayani
tamunya.
Selain
menjual kamar hotel (room) dan FB product sebagai sumber pendapatan (revenue) utama dari sebuah bisnis hotel,
ada sumber pendapatan penunjang seperti jasa laundry, telephone, business centre, gym, reflexion & relaxations,
transportation dan revenue lain di luar kamar dan F&B.
Oleh
karena itu, lanjut mantan GM Java Paragon Hotels & Residence, sebelum Anda
lulus dan nantinya berkarier di kitchen
hotel sebagai seorang chef profesional,
maka Anda juga wajib memperkuat pengetahuan seputar sisik melik cost control sejak di bangku kuliah.
”Pasalnya
Anda disebut seorang chef bila paham cost control karena Anda nanti bekerja sebagai
tim bersama orang accounting. Kalau
Anda tidak paham cost control, maka Anda
hanya disebut tukang masak, bukan chef
yang profesional,” pungkasnya.
Anda tertarik dengan aneka kegiatan mahasiswa
di kampus Akpar Majapahit, silakan menghubungi Divisi Marketing Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244
Surabaya, Telp. (031) 8433224-25,
8480821-22, sekarang juga. (ahn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar