Selasa, 06 Februari 2018
Praktik Entrepreneurship Bersama Chef Arwati SE - Bermodal Patungan, Mahasiswa Pastry Class Akpar Majapahit Triwulan III Dodolan Aneka Kreasi Produk Pastry
Praktik
Entrepreneurship Bersama Chef Arwati SE
Bermodal Patungan, Mahasiswa
Pastry Class Akpar Majapahit Triwulan III Dodolan Aneka Kreasi Produk Pastry
SELAMA empat
hari kerja, terhitung mulai Jumat (01/12/2017) hingga Rabu (06/12/2017), 15-an mahasiswa
Pastry Class Akpar Majapahit Triwulan III belajar entrepreneurship (kewirausahaan) di Laboratorium Praktik Pastry Tristar Institute Jl. Raya Jemursari No.
234 Surabaya, di bawah bimbingan Dosen
Pastry Akpar Majapahit, chef Arwati
SE.
Mereka
all out mengaplikasikan mata kuliah entrepreneurship dengan menjajakan aneka
kreasi produk pastry mulai dari banana
nugget hingga silky pudding dalam
kemasan di lingkungan kampus (Gedung
Graha Tristar Jl. Raya Jemursari No. 244 Surabaya) maupun di luar kampus
Akpar Majapahit.
Untuk memudahkan
pekerjaan dan pembagian tugas di lapangan, 15 mahasiswa Pasrtry Class (P3) Triwulan
III tersebut dibagi tiga kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan lima
orang mahasiswa Pastry Class (P3).
Kelompok 1 P3 yang
beranggotakan Rona Putri Addellya, Eric Tasyana Setiawan, Steven Leonardo
Santoso, Rachel Dharmadipraja dan Sophia Sela Maitreya, sepakat membuat banana nugget.
Sedangkan Kelompok
2 P3 anggotanya terdiri dari Shela Prenatania, Galuh Rizky Pratama, Cherry
Mas Aldev, Excel Bayu Samudra dan Muhammad Zaini, sepakat untuk membuat silky pudding.
Sementara itu
Kelompok 3 P3 yang personelnya meliputi Astrid, Christy, Raditya, Harry dan
Yanti menampilkan kreasi produk pastry unggulannya untuk dipasarkan secara friend to friend (F to F), sejak akhir
pekan lalu sampai Kamis (07/12/2017).
Kepada
kru www.culinarynews.info, di Laboratorium Praktik Pastry Tristar
Institute, Selasa (05/12/2017) siang, Rona Putri Adellya mengatakan, untuk
mengaplikasikan mata kuliah entrepreneurship
yang diajarkan di kelas, mereka sepakat urunan
Rp 50 ribuan per orang, sehingga terkumpul modal usaha Rp 250 ribu.
”Dengan
modal sebesar itu, kami belanjakan bahan-bahan seperti pisang kepok, keju,
oreo, green tea, meses, kacang dan
bahan pendukung lainnya untuk membuat banana
nugget dan wadah dari plastik
transparan ukuran 15 x 20 cm2,” ujarnya.
Untuk
mengolah bahan-bahan itu menjadi banana nugget
yang siap jual, maka mereka sudah prepare
sejak H-1. Baru keesokan harinya, mereka membuat 15 pak banana nugget pesanan dari
15 orang pelanggan dari lingkungan kampus maupun dari luar kampus Akpar
Majapahit.
Menurut
keterangan Rona, pada hari pertama, tepatnya Jumat (01/12/2017) pagi, proses
pembuatan banana nugget sebanyak 15
pak dilakukan di rumah bersama seluruh anggota Kelompok 1 (P3). Sedangkan pada
hari kedua sampai keempat, mereka sepakat membuat banana nugget di dapur milik kampus, sehingga di-charge untuk sewa dapur sebesar 20 persen
dari omzet penjualan.
Pada
penjualan hari kedua sampai keempat, berturut-turut laku tiga, tujuh dan lima
pak banana nugget. Produk pastry hasil
kreasi Kelompok 1 (P3) itu isinya pisang kepok dibungkus tepung kemudian dihias
dengan aneka topping dari keju, green
tea, oreo, meses dan kacang. Setiap pak isinya delapan buah banana nugget dibandrol Rp 20 ribuan.
”Pemesan
banana nugget produk andalan kami ini
bisa memilih topping-nya sesuai
selera. Sejak dikenalkan kali pertama akhir pekan lalu sampai kemarin, yang
menjadi best seller adalah banana nugget dengan topping keju dan
oreo,” kata Rona di dampingi Rachel dan Sophia, Selasa (05/12/2017) siang.
Sementara
itu, Shela Prenatania, mewakili anggota Kelompok 2 (P3) yang fokus menjajakan silky pudding hanya melayani pemesanan melalui
WhatsApp (WA) alias by order, ternyata hasilnya cukup
efektif.
Dengan
bermodalkan patungan Rp 50 ribu perorang sehingga terkumpul modal Rp 250
ribuan, ternyata penjualan silky pudding
Kelompok 2 (P3) laris manis, sejak ditawarkan pada hari pertama (Senin,
04/12/2017) dan hari kedua (Selasa, 05/12/2017).
”Pada
hari pertama, kami mampu menjual 19 cups
produk silky pudding yang setiap cup-nya dipatok Rp 7.000,- dari harga
pokok produksi (HPP) Rp 4.000-an. Dengan demikian kami mengambil untung sekitar
60 persenan dari harga pokok,” terang Shela, sapaan akrab Shela Prenatania
kepada kru www.culinarynews.info, kemarin siang.
Sementara
itu pada penjualan hari kedua, pihaknya sanggup menjual silky pudding sebanyak 11 cups, sedangkan untuk prepare pada hari ketiga (Rabu,
05/12/2017) dan keempat (Kamis, 06/12/2017), pihaknya open order kepada calon pembeli yang memang suka banget dengan silky pudding yang dikemas cantik desain
kekinian.
Baik
Rona maupun Shela mengungkapkan, dari dosen pembimbing memang membatasi praktik
entrepreneurship kali ini hanya berjalan
selama sepekan. Pasalnya, pada Jumat (08/12/2017), setiap kelompok diminta
tampil untuk mempresentasikan laporan business
plan-nya masing-masing di hadapan chef
Arwati.
Untuk
bisa tampil all out pada presentasi laporan
business plan tersebut, maka ketua Kelompok
1, 2 dan 3 (P3), sepakat tidak lagi berjualan melainkan fokus membuat laporan business plan agar tidak memalukan ketika
harus tampil di hadapan dosen pembimbing.
Program
pembelajaran sekaligus praktik entrepreneurship
(kewirausahaan) ini selain dilakoni mahasiswa Pastry Class Triwulan III, juga
serentak diberlakukan kepada mahasiswa Pastry Class Triwulan II dan Triwulan I
di Dapur Pastry 1 (P1) yang diasuh chef
Otje Herman Wibowo dan Dapur Pastry 2 (P2) yang sehari-hari dibimbing chef Renny Savitri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar