twitter
S1 Teknologi Pangan

Culinary - Patisserie - Culinology - Molecular Gastronomy.



Food Technology.

Tristar Institute - Jemursari 244 - Surabaya

Info: 081234506426 - 081233752227.

Pages

Senin, 14 Desember 2020

Penguji Apresiasi Hasil Ujian Mahasiswa

 

Ujian Triwulan Mahasiswa Tristar Culinary Institute Bogor 30 November 2020

          PENGUJI APRESIASI HASIL UJIAN MAHASISWA 

BELAJAR TIGA BULAN, KUALITAS MEMASAK CUKUP MUMPUNI

 

Waktu belajar yang singkat, tidak menghalangi mahasiswa untuk berprestasi. Secara keseluruhan tiga orang chef penguji memberikan apresiasi kepada para mahasiswa Tristar Culinary Institute Bogor atas  prestasi mereka.  Pujian  itu diberikankan Chef Haris, Chef Muhammad Affan dan Chef Aditya Wage yang bertindak sebangai penguji dalam Ujian Triwulan pada 30 November 2020 lalu. Ujian yang diikuti 20 mahasiswa Kuliner dan Pastry ini, mengambil tema Indonesian Cuisines & Continental Cuisines untuk Kuliner dan Petit Fours untuk jurusan Pastry.

Pujian itu diberikan oleh para chef tersebut, karena mereka sangat kagum atas prestasi para mahasiswa yang diraih dengan cepat. “Walaupun baru belajar tiga bulan, tapi untuk kualitas memasak sudah cukup mumpuni,  mental cukup baik dan ettitute juga cukup baik”, kata Chef Affan. Yang dibenarkan oleh Chef Aditya Wage dan Chef Haris.

Ujian itu dibagi dalam 2 sesi untuk mahasiswa Kuliner yang berjumlah 14 orang.  Sedang mahasiswa Pastry sebanyak 6 orang, melaksanakan ujian dalam sesi yang sama. Tidak ada menu khusus yang ditetapkan, mereka hanya diwajibkan mengikuti tema, yaitu Indonesian Cuisines & Continental Cuisines untuk Kuliner dan Petit Fours untuk jurusan Pastry. Sehingga, tak heran jika kemudian muncul masakan mulai dari Jawa Timur sampai Perancis.

Lima mahasiswa Kuliner yang memilih masakan nusantara adalah, Ana Athaya Salsabila menu Rawon. Ahmad Fauzan Fadhil memilih Gulai Ikan Patin. Salma Sania Putri dengan menu Woku Chicken with Sambal Dabu. Stefanus Isaias Suryadinata  memadukan western dan nusantara dengan Spaghetti Udang Bakar Bumbu Aceh. Rifka Ayuningtias  dengan menu Ayam Gulung & Cumi Cabai Hijau Sambal Mangga, berhasil menjadi juara I.
Sri Anggraeni  memilih menu Pan Seared Salmon with Crispy Chicken Beetroot Sauce. Natalia Susi dengan menu Coq au vin Mashed Popato French Salad & Greenpea Puree.
Mahasiswa Pastry antara lain Arin Tandiapa  menu Cinnamon Cream Puff. Auf Farras Naufal dengan Merdeka Cake dan Intan Nadilla Nugraha P memasak Oranye Choco Mille
Crepe. Novrian Dila Nur Cahya memilih Avocado Tartet. Magclair atau Manggo Éclair  dipilih Santoso Adi Nugraha. Chocolate Fruit Tarter menu pilihan Wahyuni Enjeli Susanti.

Pada sesi kedua, mahasiswa Kuliner Uthet Elysia dengan Ayam Rica-Rica Kemangi Garo Bunga Pepaya. Artia Mega menu Sirloin with Balinese Curry Jukut Urab Kaffir Leaves Rice & Sambal Matah. Elyta Nur Aini menu Creamy Chicken Francaise. Laura Nabila menu Honey Glazed Salmon with Butterfly Pea Pasta. Muhammad Yudhistira menampilkan menu Brokoli Cream Soup Grilled Chicken with Concasse Potato Wedge. Richa Widianingsih dengan menu Pan Seared Beef, Ravioli with Beetroot Sauce and Butternut Puree. Basil Pan Spared Chicken in the Choux with Mushroom Sauce adalah menu yang dipilih Zahratinnur Ayuningtyas. 
Seperti umumnya ujian mahasiswa, mereka pasti sudah melakukan persiapan dengan belajar. Untuk calon chef, belajar itu tidak hanya dari buku. Tetapi dari dapur yang satu ke dapur yang lain. Yakni,  dari dapur kampus ke dapur di rumah. Berkali-kali mereka melakukan trial semakin baik, hingga hafal dengan menu yang akan digunakannya saat ujian. 

Sehingga durasi ujian dua jam untuk mahasiswa Kuliner dan dua jam setengah untuk mahasiswa Pastry, tentunya sudahlah sangat berlebih. Tetapi, namanya juga ujian, waktu berlebihpun masih saja ada kesalahan kecil yang terjadi.

Beruntunglah para mahasiswa dalam ujian ini mendapatkan penguji yang semuanya sabar. Tidak pelit ilmu dan tidak ‘sangar’ yang bisa membuat mahasiswa nervous, dan berefek pada masakannya yang kurang sedap.



Karena itu, ketika seorang mahasiswa Pastry gagal membuat cake merah, penguji tidak mencecarnya dengan pertanyaan yang memojokkan. Malah sebaliknya, ketika dilihat masih cukup waktu, penguji memberi kesempatan untuk membuat ulang cake yang gagal tersebut. Sabar kan..

Lolos dari dapur, masih ada ujian yang tidak kalah menegangkan. Yakni penilaian presentasi, plating dan rasa. Satu persatu mahasiswa menjelaskan bahan dan proses memasak, serta ide penataan yang menarik. Nervous di dapur masih bisa diatasi dengan kesibukan memasak. Namun nervous disini, benar-benar membuat mahasiswa mati gaya. Sehingga suara bisa tidak keluar ketika presentasi, atau iya-iya aja saat penguji menunjukkan kesalahan- kesalahan.
Kesalahan bisa saja terjadi karena berbagai sebab. Meski sebetulnya, mereka sudah tidak asing dengan menu yang mereka masak. Karena, untuk menyiapkan ujian ini, mereka sudah melakukan minimal satu kali trial atau lebih. Berbagai kesalahan minimal sudah mendapat perbaikan dari dosen pembimbing.
 Tapi namanya juga ujian. Meski penguji tidak galak, tetap saja menakutkan. Takut mendapat nilai jelek. Justru di saat penilaian inilah, proses transfer ilmu tengah berlangsung. Hal-hal yang mungkin belum diajarkan di kelas, langsung didapat dari penguji. Proses menjadi chef handal seperti mereka tengah berlangsung (sr)

*

Anda yang punya passion di bidang culinary dan pastry, disinilah tempatnya untuk berkembang. Tanpa tes masuk, pendaftaran mahasiswa baru setiap 3 bulan. Praktek setiap hari.  Tristar Culinary Institute Bogor tempat yang paling tepat untuk mencetak Anda menjadi chef profesional.

Info lengkap hubungi  kami :

 Tristar Culinary Institute Bogor

Jln. Raya Tajur No 33, Bogor

Telp: 0251-8574434, 0811173022, 081272017761, 081217929008


Tidak ada komentar:

Posting Komentar