Demi Cetak Foodpreneur, 39 Mahasiswa Tristar Manyar dan Tristar Samator Dibekali Hygiene & Hotel Sanitation, Sistem Manajemen K3 dan Stewarding
DEMI mencetak calon-calon pengusaha kuliner (Foodpreneur) yang andal, 39 mahasiswa Trestelle Accademia Culinaria e Pasticceria Tristar Group (25 mahasiswa Culinary Art Tristar Samator dan 14 mahasiswa Pastry Art Tristar Manyar), dbekali pengetahuan praktis seputar Hygiene & Hotel Sanitation, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) serta Stewarding oleh Executive Chef Best Western Papilio Hotel Surabaya, Suro Hartoyo, Sabtu (05.12/2020) lalu.
Kaprodi Perhotelan Tristar Group R. Paulus W. Soetrisno M.Par dan Dosen Pengajar Hygiene & Hotel Sanitation Hardhita Kusdharyanto M.Par., mengawal langsung acara kunjungan industri di Best Western Papilio Hotel demi kelancaran kegiatan kunjungan industri (hotel visit) pagi itu, mengingat jumlah pesertanya mencapai 39 mahasiswa.
Di mata Chef Suro Hartoyo, materi Hygiene & Hotel Sanitation, SMK3 dan Stewarding yang dipaparkannya ini merupakan salah satu upaya dari pihak akademik membekali anak didiknya untuk menjadi pemilik hotel atau minimal membuka usaha sendiri menjadi seorang foodpreneur (pebisnis kuliner) yang andal dan tangguh.
Pasalnya, lanjut Chef Suro, sebelum membuka usaha restoran, misalnya, ada sejumlah persyaratan teknis yang harus dipenuhi sesuai persyaratan dari Dinas Kesehatan hingga Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terkait ketentuan Hygiene & Hotel Sanitation (termasuk untuk usaha restoran).
Mengingat persyaratannya bersifat teknis, maka konsekuensinya ada komponen biaya yang mesti disiapkan jika Anda ingin merintis bisnis restoran dan membangun kitchen yang memenuhi persyaratan dan ketentuan Food Safety & Hygiene.
”Pengalaman saya dipercaya sebagai Project Leader oleh Accord Group saat
buka hotel baru di Manado, untuk menyiapkan kitchen Pastry yang memenuhi ketentuan
Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP), butuh investasi sampai Rp 1,3 miliar. Investasinya memang mahal karena
yang dijual itu makanan dan minuman yang harus aman bila dikonsumsi tamu
hotel,” terang Chef Suro di hadapan
mahasiswa Tristar Group, baru-baru ini.
Sementara itu aspek hygiene di sini selain difokuskan pada hygiene makanan, juga petugas dan lingkungannya. Pertama, untuk Personal Hygiene, syaratnya tidak boleh
pakai jam tangan, seragam bersih dan tidak sobek, luka terlindungi (bebas
bakteri), kuku tangan pendek, memakai safety
shoes saat bekerja di kitchen hotel.
Sedangkan yang kedua, Behaviour Hygiene, persyaratannya antara lain cuci tangan sampai
bersih, tidak menggunakan anggota badan saat menyolek makanan (pakai sarung
tangan atau penjepit makanan), mematuhi etika saat batuk, cuci makanan dengan
peralatan yang ada, tidak merokok dan meludah sembarangan.
”Pengimplementasian Personal Hygiene dan Behaviour
Hygiene di industri pariwisata dalam arti luas ini ada kaitannya langsung
dengan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Semua itu sudah
menjadi Standard Operation Procedure
(SOP) kalau Anda bekerja di kitchen hotel berbintang,” jelasnya.
Sementara itu, Chef Suro Hartoyo juga mengupas singkat seputar tugas dan peranan Stewarding di kitchen hotel berbintang.
Meski posisi kru Steward (tukang cuci
piring) tu hanya dilihat sebelah mata, namun posisi itu punya arti penting saat
dirinya merintis karier di Hilton Patra Jasa tahun 1989 silam.
Namun berkat keuletan, ketekunan dan terus dimotivasi
oleh Chef Robin Hawkstout, Executive Chef Hilton Patra Jasa
Surabaya (sekarang Singgasana Hotel) saat itu, dirinya naik kelas dari Steward menjadi Cook Helper, Cook, Chef de Party (CDP), Sous Chef hingga Executive Chef di Best Western Papilio Hotel Surabaya.
”Menariknya lagi, hati saya yang sebelumnya
sudah merasa nyaman kerja di hot kitchen dua tahun, lalu diminta Chef Robin untuk belajar Pastry Art. Mutasi itu saya ambil
hikmahnya dan ternyata pengalaman saya kerja di kitchen hotel secara paripurna,
mengantarkan saya ke puncak karier dengan menjabat Executive Chef,” ungkapnya.
Dalam sesi tanya jawab, Chef Suro Hartoyo juga mengapreasi beberapa pertanyaan tajam dan
berkelas dari 4-5 mahasiswa Tristar Group, mulai persyaratan teknis buka usaha
restoran, penerapan protokol kesehatan di kitchen terkait pandemi Covid-19
hingga apa makanan kedaluarsa boleh dimasak untuk disuguhkan kepada tamu.
Kalau merujuk ketentuan dari Kemenkes,
makanan tertentu yang sudah kedaluarsa masih memungkinkan untuk diolah sampai
tiga bulan dari tanggal kedaluarsa, namun demi menjaga marwah Food Safety & Hygiene dalam ketentuan HACCP, sebaiknya tidak disuguhkan. ”Risikonya
besar bagi nama baik hotel atau restoran yang bersangkutan jika sampai tamu
mengalami keracunan makanan dan kasusnya sampai dibawa ke ranah hukum,”
pungkasnya.
Anda tertarik dengan aneka kegiatan mahasiswa
Tristar Group di Graha Tristar maupun di luar kampus, silakan menghubungi Tim Marketing Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp.
(031) 8433224-25, 081 330 350 822,
0812 3375 2227 (WA) atau 0813 5786 6283 (WA), sekarang juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar