SURABAYA - Sebanyak 16 finalis Miss Culinary 2018 ikuti kelas public speaking dari Ika Damayanti, praktisi PR sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya, di Oxygen Room Lt 3 Novotel Samator Surabaya di Jalan Kedungbaruk Surabaya, Kamis (22/11).
Selama 1 jam, kelas public speaking mengajarkan tentang pemahaman mendasar tentang membawakan diri berbicara dimuka umum. Diantaranya mengetahui audience dari sisi usia, gender, topik, ekspektasi, tempo berbicara sampai urusan pekerjaan.
“Semua orang bisa berbicara. Tapi inti penting dari speaking adalah bagaimana mengkomunikasikan pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima orang lain,” jelas Ida.
Ketika berdiri dalam ruangan besar, tidak mungkin pembicara hanya berdiam diri dalam satu titik. Belum lagi kalau pembicara memakai high heel, tentu juga akan diperhitungkan untuk mengexplore secara berlebihan dari semua sisi ruangan. Ida melanjutkan, poin penting lain yang harus diketahui adalah pembawaan diri. Bagaimana penilaian pribadi orang itu bisa terlihat pertama kali didepan publik.
Ida menjelaskan, dalam urusan body language, harus diperhatikan jangan sampai gerakan bahasa tubuh itu bisa menggangu orang lain. Kebiasaan ini bisa berupa menggigit kuku, memegang rambut poni, menggoyangkan badan sampai memainkan pen.
“Itu kebiasaan yang mulai sekarang harus dihilangkan. Bahkan non verbal communication bisa lebih berbicara dari apa yang disampaikan,” jelas Ida.
Public speaking menurut Ida tidak semudah yang dibayangkan. Tidak cukup sejam dua jam, tapi butuh waktu. Tetapi dengan proses yang tanpa henti, hasilnya akan terlihat.
Ida juga memberikan tips untuk finalis supaya menguasai public speaking. Seperti percaya diri, menjadi diri sendiri, berlatih, engage dengan penonton, avoid reading your speech, dan rileks.and
Tidak ada komentar:
Posting Komentar